Judi Koprok “Kebal Hukum” di Bogor: Main Petak Umpet Sepelemparan Batu dari Polres

tentaraOked
Lokasi Judi Koprok
Lokasi Judi Koprok

Kabupaten Bogor (09-09/25)~ Berkali-kali digerebek, berkali-kali pula pindah lokasi. Publik mulai muak dengan drama tanpa akhir ini.Sudah entah berapa kali berpindah lokasi, namun praktik perjudian koprok di Kabupaten Bogor tetap hidup, seolah memiliki nyawa cadangan. Berkali-kali jadi sorotan media, berkali-kali pula aparat melakukan penggerebekan. Sayangnya, bukannya berhenti, para pemain dan bandar hanya berpindah tempat, persis seperti main petak umpet — dengan taruhan jutaan rupiah.

Ironisnya, lokasi terakhir arena judi itu hanya berjarak 10 menit dari Polres Kabupaten Bogor. Bayangkan, jarak yang bisa ditempuh sambil menyeruput kopi panas di pagi hari, namun entah mengapa aroma perjudian yang berlangsung hampir setiap malam itu tak juga tercium oleh aparat.

Bukan Sembunyi-sembunyi~ Permainan koprok yang dikendalikan sosok berinisial CTM ini jauh dari kesan sembunyi-sembunyi. Mereka mulai beraksi pukul 20.00 WIB dan baru berhenti menjelang azan Subuh, sekitar pukul 03.30 WIB.

Dalam satu putaran saja, peredaran uang bisa menembus jutaan rupiah. Setiap malam, 10 hingga 30 orang dengan santai ikut bertaruh, seakan yakin tak akan ada yang benar-benar membubarkan mereka.

“Kalau cuma digrebek terus pindah lokasi, ya percuma. Kayak main drama saja, yang menang tetap bandarnya,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

Warga lainnya bahkan menyindir lebih pedas: “Katanya jaraknya cuma sepelemparan batu dari Polres, tapi kok nggak pernah benar-benar dibubarin? Jangan-jangan batunya yang nggak sampai.”

Sudah Disampaikan ke Polres, Media Pun Memberitakan~ Lebih ironis lagi, informasi soal perjudian ini sudah disampaikan langsung kepada salah seorang petugas di Polres. Namun, hingga kini kegiatan tersebut tetap berlangsung.

Tak hanya warga, sedikitnya empat media online sudah mengangkat berita tentang praktik ini. Bahkan tiga di antaranya secara langsung menyampaikan laporan mengenai keberadaan arena judi koprok kepada pihak Polres. Hasilnya? Sama saja: roda perjudian tetap berputar, dadu tetap bergulir.

Publik Curiga Ada “Bekingan”~ Kekecewaan publik semakin dalam. Yang lemah tampaknya bukan informasi, melainkan keberanian. Aneh rasanya jika permainan yang terus berpindah dari Gunung Putri, Cileungsi, kembali ke Gunung Putri, hingga ke Jalan Raya Bogor ini tidak juga diberantas tuntas.

Dugaan adanya oknum yang membekingi operasi perjudian ini pun semakin menguat. Setiap penggerebekan tampak tak lebih dari sekadar pertunjukan formalitas — semacam drama panggung yang penontonnya sudah tahu ending: bandarnya tetap aman, permainan tetap jalan.

Drama Tanpa Akhir~Perjudian koprok di Bogor kini bukan hanya masalah kriminal semata, tapi juga soal logika penegakan hukum. Publik dibuat bertanya-tanya: bagaimana mungkin sebuah arena judi yang beroperasi hampir setiap malam, dengan jarak sedekat itu dari Polres, bisa terus bertahan?

Selama jawaban tak pernah datang, publik akan tetap menyebutnya dengan satu nama: “drama tanpa akhir” yang menertawakan kewibawaan hukum di negeri ini.

Team Investigasi/RS

Share

12373883853515033601
iklan-e
393933404023790490

Berita Internasional

Pengunjung