Renungan Haruki Murakami: Kenangan, Api Hangat atau Luka yang Menjebak?

11657693630084914348
hruki murakami

“Sesungguhnya kenangan bisa menghangatkan hatimu. Tetapi ia juga bisa menghancurkanmu.”
Demikian kutipan terkenal dari Haruki Murakami, seorang penulis asal Jepang yang karya-karyanya kerap menyelami tema-tema tentang kesepian, cinta, dan perjalanan batin manusia.

Kalimat ini terdengar sederhana, namun memiliki makna yang dalam. Kenangan, baik manis maupun pahit, selalu memiliki dua sisi bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, kenangan bisa menjadi api kecil yang menghangatkan hati—mengingat momen bahagia, orang-orang tersayang, dan pencapaian yang pernah diraih. Mereka seperti pelukan lembut di tengah kesendirian, menghibur saat hidup terasa sunyi.

Namun, di sisi lain, kenangan juga bisa menjadi jebakan emosi yang menyakitkan. Terlalu larut dalam masa lalu membuat seseorang terperangkap, sulit bergerak maju. Luka-luka lama yang terus diingat justru bisa memperlambat langkah, membebani hati, dan mengaburkan pandangan akan masa depan.

Pesan tersirat dari Murakami ini mengajarkan kita untuk bersikap bijak terhadap kenangan. Tidak salah mengenang masa lalu, tetapi jangan sampai kenangan itu berubah menjadi penjara batin. Hidup harus terus bergerak maju. Kenangan seharusnya menjadi pelajaran, bukan alasan untuk berdiam di tempat.

Jadikan kenangan sebagai cermin, bukan rantai. Cermin yang membantu kita melihat siapa diri kita hari ini berkat pengalaman kemarin, bukan rantai yang membelenggu kita untuk terus menatap ke belakang.

Seperti kata Murakami, hati-hatilah dengan kenangan—peluk yang hangat, tapi lepaskan yang menyakitkan. 🌿

12373883853515033601
iklan-e
393933404023790490

Berita Internasional

Pengunjung