Jakarta (29/07/25) – Kepolisian Daerah Metro Jaya akhirnya mengungkapkan sejumlah hasil penyelidikan terkait kematian misterius diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan. Setelah tiga pekan menyelidiki kasus ini, proses penyelidikan telah mencapai tahap yang lebih mendalam, meskipun banyak misteri yang masih menggantung. Proses tersebut memunculkan sejumlah temuan yang mengejutkan dan membuka lebih banyak pertanyaan daripada memberikan kepastian.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Wira Satya Triputra, pihak kepolisian telah memeriksa total 24 orang saksi, yang mencakup keluarga, rekan kerja, dan individu yang terakhir berinteraksi dengan korban. Sementara itu, dua orang yang seharusnya juga menjadi saksi utama gagal hadir dalam pemanggilan, menambah keraguan terhadap transparansi proses ini.
“Secara keseluruhan, kami sudah mengundang 26 orang saksi. Namun, dua di antaranya tidak hadir,” jelas Wira dalam konferensi pers, Selasa, 29 Juli 2025.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah temuan penting dalam riwayat digital Arya. Menurut Ipda Saji Purwanto dari Ditreskrimsus PMJ, tim penyidik menemukan bahwa Arya sempat berkomunikasi dengan sebuah lembaga dukungan psikologis yang memberikan layanan bagi mereka yang tengah menghadapi tekanan emosional dan keputusasaan. Berdasarkan riwayat perangkat digitalnya, Arya diketahui telah mengirimkan email pada dua periode berbeda: yang pertama pada 2013, dan kedua pada 2021.
Isyarat Keputusasaan atau Pembunuhan?
“Dalam dua periode komunikasi itu, Arya mengungkapkan niatnya untuk bunuh diri, bahkan menjelaskan alasan mengapa ia merasa tertekan dan putus asa,” ungkap Saji. Hal ini tentu menambah spekulasi, apakah kematian Arya adalah akibat dari tekanan batin yang telah berlangsung lama, ataukah ada faktor lain yang mempengaruhi?
Namun, temuan ini tidak serta-merta mengarah pada kesimpulan bahwa kematian Arya adalah bunuh diri. Sebab, meski ada bukti bahwa Arya pernah mengungkapkan keputusasaan melalui email, ada banyak kejanggalan lainnya yang belum terjawab, mulai dari penemuan jasadnya yang mencurigakan.
Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di dalam kamar kosnya No.105 di Gondia International Guest House , Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada pagi hari Selasa, 8 Juli 2025. Kejanggalannya terletak pada kondisi jenazah yang ditemukan dengan wajah tertutup lakban kuning—sesuatu yang tidak biasa dalam kasus bunuh diri. Selain itu, pintu kamar yang terkunci dari dalam menambah misteri pada kematian tersebut.
Informasi terbaru yang diperoleh penyidik juga mengungkapkan gerakan mencurigakan pada malam sebelum ditemukan tewas, di mana seorang individu tampak mondar-mandir di sekitar kamar Arya. Apakah ini merupakan petunjuk adanya pihak ketiga yang terlibat dalam kejadian ini? Ataukah seseorang dengan niat jahat yang sengaja mengelabui penyelidikan dengan meninggalkan bukti palsu?
Teori Lain: Hubungan Diplomatik atau Tekanan di Tempat Kerja?
Sejumlah informasi juga menunjukkan bahwa Arya sempat berada di atap gedung Kementerian Luar Negeri pada malam sebelumnya, sebuah fakta yang semakin memperumit penyelidikan. Ada dugaan bahwa kondisi psikologis Arya mungkin dipengaruhi oleh tekanan kerja yang dihadapi, mengingat peran penting yang ia jalani sebagai diplomat. Namun, apakah ini cukup menjelaskan tindakannya yang ekstrem, ataukah ada faktor lain yang lebih gelap yang perlu digali lebih dalam?
Kepolisian juga menyebutkan bahwa analisis lebih lanjut dilakukan dengan melibatkan sejumlah ahli dan pihak dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Mereka menyatakan bahwa kasus ini tergolong sangat kompleks dan memerlukan waktu lebih lama untuk diurai. Proses gelar perkara yang tertutup selama lima jam pada Senin, 28 Juli 2025, menunjukkan bahwa penyidik tengah mempersiapkan langkah besar untuk merumuskan kesimpulan akhir.
Pertanyaan Besar yang Belum Terjawab.
Apakah Arya Daru Pangayunan benar-benar bunuh diri karena tekanan psikologis, atau adakah pihak lain yang mungkin terlibat dalam kematiannya? Banyak aspek yang masih perlu diselidiki lebih dalam, terutama mengenai pihak-pihak yang sempat berinteraksi dengan Arya dalam beberapa waktu terakhir. Keberadaan saksi-saksi yang tidak hadir dalam pemanggilan menambah kegelapan pada kasus ini.
Dengan temuan-temuan baru yang terus bermunculan, masyarakat semakin dibuat bingung. Proses investigasi ini menjadi ujian besar bagi pihak kepolisian dalam mengungkap fakta-fakta yang ada dan memberikan kejelasan mengenai kematian diplomat muda yang masih meninggalkan banyak misteri ini.
Penyelidikan harus berlanjut, misteri ini belum terungkap sepenuhnya….!?.
Team Reporter & IGM.