Pemerintah Tetap Impor 200.000 Ton Gula Mentah Tahun 2025, Petani Tebu Khawatir Harga Anjlok

11657693630084914348
Gudang Stok Gula
Gudang Stok Gula

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengimpor 200.000 ton gula mentah pada tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan stok gula menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), terutama bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa kebijakan impor ini bukan disebabkan oleh kekurangan produksi dalam negeri, melainkan sebagai langkah antisipatif guna memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

“Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah, bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup,” jelas Arief. Pernyataan ini menekankan bahwa impor dilakukan demi memperkuat ketahanan pangan, bukan akibat ketidakmampuan produksi gula dalam negeri.

Dilansir dari berbagai sumber, pemerintah memastikan bahwa kebijakan impor dilakukan secara bertahap dan terukur. Impor gula mentah ini juga akan dikonversi menjadi gula kristal putih (GKP) melalui proses pengolahan, sehingga tidak akan langsung bersaing dengan produksi lokal.

Arief menjelaskan bahwa impor ini tidak akan merugikan petani tebu lokal. Pasalnya, panen tebu domestik diperkirakan baru akan dimulai pada April hingga Juni 2025. Dengan begitu, impor dilakukan lebih awal untuk menjaga stok tetap aman tanpa memengaruhi harga tebu di tingkat petani.

“Impor dilakukan secara bertahap dari luar Indonesia, dan dalam bentuk gula mentah, jadi nanti diolah dulu menjadi gula kristal putih. Ini bukan gula konsumsi langsung, jadi tidak akan merusak harga petani,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelola impor ini. Dengan keterlibatan BUMN, pemerintah berharap stok dan harga gula dapat lebih mudah dikendalikan.

“Penugasannya nanti kita akan bersurat kepada Menteri BUMN dan kita akan diskusikan ya,” ujar Arief.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gula mulai menunjukkan tren kenaikan sejak awal tahun 2025. Tercatat, harga gula mengalami peningkatan dari 118 Kabupaten/Kota pada minggu ketiga Januari menjadi 153 Kabupaten/Kota di minggu kelima Januari. Kenaikan harga ini bahkan memberikan kontribusi sebesar 1,4% terhadap inflasi nasional.

Sementara itu, produksi gula kristal putih (GKP) diprediksi akan meningkat mulai Mei 2025. Diperkirakan, produksi GKP akan mencapai sekitar 166 ribu ton pada Mei, kemudian naik menjadi 392 ribu ton di Juni, dan melonjak hingga 555 ribu ton di Juli. Puncak panen raya diproyeksikan terjadi pada Agustus 2025 dengan produksi mencapai 621 ribu ton.

Secara keseluruhan, kebutuhan konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 2,841 juta ton sepanjang tahun 2025. Dengan angka ini, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara ketersediaan stok dan kebutuhan pasar.

Meski pemerintah menegaskan bahwa impor gula mentah tidak akan berdampak pada produksi lokal, sejumlah petani tebu tetap menyuarakan kekhawatiran mereka. Mereka khawatir bahwa rencana impor ini bisa membuat harga tebu lokal anjlok, terutama jika pasokan gula di pasar melimpah.

Para petani meminta pemerintah untuk mempertimbangkan ulang kebijakan ini dan fokus pada peningkatan produktivitas dalam negeri daripada mengandalkan impor. Mereka berharap pemerintah bisa melindungi harga tebu agar tidak merugikan mata pencaharian mereka.

Sampai saat ini, pemerintah masih berpegang pada rencana impor untuk memperkuat stok cadangan pangan dan menjaga stabilitas harga. Namun, diskusi dengan berbagai pihak, termasuk petani tebu, tetap terbuka guna menemukan solusi terbaik bagi semua pihak.


Kebijakan impor gula mentah ini menjadi perhatian publik, terutama menjelang bulan-bulan penting bagi masyarakat. Apakah langkah ini akan efektif menjaga harga dan stok, atau justru memicu gejolak di kalangan petani? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

ERP/IGM

 

 

12373883853515033601
iklan-e
393933404023790490

Berita Internasional

Pengunjung