Ganja dan Dampaknya pada Fungsi Otak.Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi ganja jangka panjang secara signifikan memengaruhi kinerja otak, terutama saat seseorang melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, pemecahan masalah, dan kemampuan mengikuti instruksi.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1000 orang dewasa muda dan menunjukkan adanya gangguan aktivitas otak pada pengguna ganja, baik mereka yang baru mulai menggunakan maupun mereka yang telah menjadi pengguna berat dalam jangka waktu panjang.
Hasil pencitraan otak dalam studi ini mengungkap bahwa area utama otak yang terdampak meliputi:
- Korteks prefrontal dorsolateral
- Korteks prefrontal dorsomedial
- Insula anterior
Ketiga area ini memegang peran krusial dalam berbagai fungsi kognitif, termasuk:
- Pengambilan keputusan
- Daya ingat
- Perhatian dan fokus
- Kestabilan emosi
Studi ini menemukan bahwa penggunaan ganja dalam jumlah besar mengganggu cara kerja otak, terutama pada aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan pengolahan informasi yang kompleks.
Para peneliti mencatat bahwa efek buruk ini terlihat jelas pada dua kelompok:
- Pengguna baru — mereka yang baru mulai mengonsumsi ganja.
- Pengguna seumur hidup — mereka yang telah menggunakannya secara konsisten dalam jangka panjang.
Meski tingkat keparahan dampaknya mungkin bervariasi, hasilnya tetap menunjukkan bahwa ganja memengaruhi fungsi otak di berbagai tingkatan, membuat seseorang kesulitan dalam membuat keputusan, mengatur emosi, dan tetap fokus dalam pekerjaan mereka.
Peringatan dari Para Ahli mengutip pernyataan Gowin, salah satu peneliti utama dalam studi ini, ia mengingatkan bahwa masyarakat perlu lebih sadar dan berhati-hati terkait dampak konsumsi ganja, terutama bagi mereka yang menggunakannya dalam jumlah besar atau untuk waktu yang lama.
“Orang perlu mempertimbangkan dan menyadari hal ini dan perlu berhati-hati,” kata Gowin.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab terkait efek ganja pada otak manusia.
“Masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab dan membutuhkan penelitian jangka panjang untuk memahami apakah penggunaan ganja secara langsung mengubah fungsi otak, berapa lama efek ini berlangsung, dan dampaknya untuk semua kelompok usia.”
Penelitian ini memang memberikan gambaran jelas mengenai bagaimana ganja memengaruhi kinerja otak, namun para ahli sepakat bahwa riset jangka panjang masih dibutuhkan. Mereka ingin memahami lebih dalam:
- Apakah kerusakan otak akibat ganja bersifat sementara atau permanen.
- Berapa lama efek negatif ini bertahan setelah seseorang berhenti menggunakan ganja.
- Bagaimana dampak ganja bagi berbagai kelompok usia, terutama remaja dan dewasa muda yang otaknya masih dalam masa perkembangan.
Studi ini menjadi pengingat penting bahwa konsumsi ganja, terutama dalam jangka panjang dan jumlah besar, memiliki dampak nyata pada fungsi kognitif seseorang. Gangguan pada korteks prefrontal dan insula anterior membuktikan bahwa pengambilan keputusan, konsentrasi, dan stabilitas emosi bisa terganggu.
Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, para ahli menegaskan bahwa kesadaran akan risiko ini adalah langkah pertama untuk melindungi kesehatan otak—khususnya bagi generasi muda.
Dengan temuan ini, harapannya masyarakat bisa lebih memahami bahwa ganja bukan sekedar soal rekreasi, tapi juga soal kesehatan otak dan masa depan kognitif seseorang.
IGM